Jalanan komplek perumahan itu masih
sepi. Hanya sebagian saja jalanan yang masih terlihat basah. Clara sudah berada
di depan obyek gambarnya. Rumah deret ke-7 di blok O di sana sudah memikat
minat Clara untuk menggambarnya.
Tiba-tiba seorang gadis sumuran Clara
keluar dari rumah itu. Ia sepertinya sudah siap untuk jogging pagi ini.
“Hei, kamu siapa? Apa yang kamu
lakukan di sini?” tegur gadis itu.
“Eh, aku Clara. Nama kamu siapa?”
“Aku Shinta. Kenapa kamu di sini? Ini
kan masih pagi banget.”
Sudah 2 kali Shinta mengajukan
pertanyaan itu. Tapi, Clara hanya menggelengkan kepala dan pergi menjauh.
#ANEH.
Clara memang selalu membawa buku
sketsa beserta kotak peralatan lainnya. Di mana pun ia selalu membawanya. Kali
ini ia akan les vocal. Tetap saja di tangan kanan & kirinya membawa 2 benda
itu.
“Hei, bukannya kamu cewek kemarin?”
tegur salah satu murid saat jam istirahat.
“Eh, iya-iya. Kamu Shinta, kan?”
“Iya-iya. Enggak nyangka kita ketemu
lagi. Hehe.”
Mungkin memang hanya teman les vocal,
tapi Clara dan Shinta menjadi teman baik. Berhubung mereka seumuran & jarak
rumah mereka yang dekat membuat mereka lebih sering berkomunikasi.
Tapi suatu ketika, Shinta harus pergi
bersama orang tuanya di Jakarta untuk sementara. Berhubung serba mendadak,
Shinta belum sempat berpamitan kepada Clara & keluarganya. Karena itu,
Shinta menulis e-mail saat sudah sampai di Jakarta.
To: Clara yang cantik,
Maaf, kalau saja kamu sudah di depan
rumahku dan aku tidak muncul. Aku sudah pergi ke Jakarta bersama orangtuaku.
Tapi, ini sementara waktu kok. Aku janji kita akan bertemu lagi.
Bye.
Salam,
Shinta Ariani.
Clara yang menerima surat dari Shinta,
hanya terdiam. Ia tidak bisa mencegahnya, karena memang sudah terlambat.
Selama Shinta tidak ada, selama itulah
Clara tetap asyik menggambar. Tidak lupa pula, ia tetap berkunjung ke rumah
Shinta di komplek perumahan itu. Clara tidak pernah lelah untuk menggambar.
Sudah banyak buku sketsa yang sudah ia habiskan. Ia tidak pernah menceritakan
apa yang sedang digambarnya. Clara hanya menyunggingkan senyum ketika ditanya.
Clara juga tidak terlalu terbuka. Ia anak pendiam dan misterius.
Tetapi, di hari itu Clara harus segera
berkemas. Ia harus pindah ke Yogyakarta karena urusan ayahnya di Bandung sudah
selesai. Sebelum pergi, Clara semoat menitipkan kotak besar kepada pembantu
yang tinggal di sebelah rumahnya.
“Ibu, tolong berikan kotak ini pada
perempuan bernama Shinta Ariani ya.”
“Oh iya, Nak. Hati-hati, ya.”
“Iya bu. Sebelumnya terima kasih.”
*5 tahun kemudian*
Mobil merah itu berhenti di depan halaman rumah Clara
di Bandung. Cat mobilnya masih mengkilap. Tidak lama setelah mesin dimatikan,
seorang gadis turun. Ia menuju rumah Clara dan mengetuk pintunya. Tapi, tak
terlihat seorang pun di sana. Tiba-tiba ibu-ibu datang menghampiri Shinta.
“Cari siapa, Nak?” tegur ibu itu.
“Ini bu… saya cari Clara, gadis yang tinggal di rumah
ini. Dimana ya, Bu? Baru pergi?”
“Clara? Clara sudah pindah, Nak. Sudah lama dia tidak
di sini lagi. Mungkin tidak akan pernah ke sini lagi.”
“Oh, gitu ya bu. Pindah kemana?”
“Ibu kurang tahu. Kalau boleh tahu, nama mbaknya
siapa?”
“Saya Shinta Ariani, Bu.”
Sekejap ibu itu memandangi wajah Shinta. Dan ibu itu
masuk ke dalam rumahnya. Ibu itu mengambil sesuatu dan memberikan kepada gadis
itu.
“Nak, ini titipan dari Clara sebelum dia pergi.”
“Apa ini, Bu,” tanya Shinta penasaran.
“Ibu tidak tahu, Nak.”
“O, yasudah bu. Makasih sebelumnya.”
Setelah pergi dari rumah Clara tersebut, Shinta
langsung pulang dan menuju kamarnya. Ia ingin melihat apa yang ada di dalam kotak
itu. Setelah dibuka, Shinta melihat tumpukan buku sketsa. Disetiap lembarnya
terdapat gambar yang amat bagus. Gambar itu adalah gambaran kehidupan Clara
selama ini. Sampai pada lembar terakhir, Shinta melihat gambar mobil dan
seorang gadis yang keluar dari mobil tersebut. Gadis tersebut adalah dirinya
sendiri. Dan di pojok kanan atas terdapat tanggal Clara membuat gamba-gambar
itu. Disitu tertanggal hari ini, hari
dimana Shinta mendatangi kediaman Clara.
*Oh My God* Ternyata Clara adalah gadis yang selalu
bisa melihat apa yang akan terjadi ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar