My Playlist

Jumat, 10 Januari 2014

Cerpen Sahabat

Jalanan komplek perumahan itu masih sepi. Hanya sebagian saja jalanan yang masih terlihat basah. Clara sudah berada di depan obyek gambarnya. Rumah deret ke-7 di blok O di sana sudah memikat minat Clara untuk menggambarnya.


Tiba-tiba seorang gadis sumuran Clara keluar dari rumah itu. Ia sepertinya sudah siap untuk jogging pagi ini.

“Hei, kamu siapa? Apa yang kamu lakukan di sini?” tegur gadis itu.
“Eh, aku Clara. Nama kamu siapa?”
“Aku Shinta. Kenapa kamu di sini? Ini kan masih pagi banget.”

Sudah 2 kali Shinta mengajukan pertanyaan itu. Tapi, Clara hanya menggelengkan kepala dan pergi menjauh. #ANEH.

Clara memang selalu membawa buku sketsa beserta kotak peralatan lainnya. Di mana pun ia selalu membawanya. Kali ini ia akan les vocal. Tetap saja di tangan kanan & kirinya membawa 2 benda itu.

“Hei, bukannya kamu cewek kemarin?” tegur salah satu murid saat jam istirahat.
“Eh, iya-iya. Kamu Shinta, kan?”
“Iya-iya. Enggak nyangka kita ketemu lagi. Hehe.”

Mungkin memang hanya teman les vocal, tapi Clara dan Shinta menjadi teman baik. Berhubung mereka seumuran & jarak rumah mereka yang dekat membuat mereka lebih sering berkomunikasi.

Tapi suatu ketika, Shinta harus pergi bersama orang tuanya di Jakarta untuk sementara. Berhubung serba mendadak, Shinta belum sempat berpamitan kepada Clara & keluarganya. Karena itu, Shinta menulis e-mail saat sudah sampai di Jakarta.


To: Clara yang cantik,
Maaf, kalau saja kamu sudah di depan rumahku dan aku tidak muncul. Aku sudah pergi ke Jakarta bersama orangtuaku. Tapi, ini sementara waktu kok. Aku janji kita akan bertemu lagi.
Bye.
Salam,

Shinta Ariani.

Clara yang menerima surat dari Shinta, hanya terdiam. Ia tidak bisa mencegahnya, karena memang sudah terlambat.

Selama Shinta tidak ada, selama itulah Clara tetap asyik menggambar. Tidak lupa pula, ia tetap berkunjung ke rumah Shinta di komplek perumahan itu. Clara tidak pernah lelah untuk menggambar. Sudah banyak buku sketsa yang sudah ia habiskan. Ia tidak pernah menceritakan apa yang sedang digambarnya. Clara hanya menyunggingkan senyum ketika ditanya. Clara juga tidak terlalu terbuka. Ia anak pendiam dan misterius.

Tetapi, di hari itu Clara harus segera berkemas. Ia harus pindah ke Yogyakarta karena urusan ayahnya di Bandung sudah selesai. Sebelum pergi, Clara semoat menitipkan kotak besar kepada pembantu yang tinggal di sebelah rumahnya.

“Ibu, tolong berikan kotak ini pada perempuan bernama Shinta Ariani ya.”
“Oh iya, Nak. Hati-hati, ya.”
“Iya bu. Sebelumnya terima kasih.”
*5 tahun kemudian*
Mobil merah itu berhenti di depan halaman rumah Clara di Bandung. Cat mobilnya masih mengkilap. Tidak lama setelah mesin dimatikan, seorang gadis turun. Ia menuju rumah Clara dan mengetuk pintunya. Tapi, tak terlihat seorang pun di sana. Tiba-tiba ibu-ibu datang menghampiri Shinta.

“Cari siapa, Nak?” tegur ibu itu.
“Ini bu… saya cari Clara, gadis yang tinggal di rumah ini. Dimana ya, Bu? Baru pergi?”
“Clara? Clara sudah pindah, Nak. Sudah lama dia tidak di sini lagi. Mungkin tidak akan pernah ke sini lagi.”
“Oh, gitu ya bu. Pindah kemana?”
“Ibu kurang tahu. Kalau boleh tahu, nama mbaknya siapa?”
“Saya Shinta Ariani, Bu.”

Sekejap ibu itu memandangi wajah Shinta. Dan ibu itu masuk ke dalam rumahnya. Ibu itu mengambil sesuatu dan memberikan kepada gadis itu.

“Nak, ini titipan dari Clara sebelum dia pergi.”
“Apa ini, Bu,” tanya Shinta penasaran.
“Ibu tidak tahu, Nak.”
“O, yasudah bu. Makasih sebelumnya.”

Setelah pergi dari rumah Clara tersebut, Shinta langsung pulang dan menuju kamarnya. Ia ingin melihat apa yang ada di dalam kotak itu. Setelah dibuka, Shinta melihat tumpukan buku sketsa. Disetiap lembarnya terdapat gambar yang amat bagus. Gambar itu adalah gambaran kehidupan Clara selama ini. Sampai pada lembar terakhir, Shinta melihat gambar mobil dan seorang gadis yang keluar dari mobil tersebut. Gadis tersebut adalah dirinya sendiri. Dan di pojok kanan atas terdapat tanggal Clara membuat gamba-gambar itu. Disitu tertanggal hari  ini, hari dimana Shinta mendatangi kediaman Clara.

*Oh My God* Ternyata Clara adalah gadis yang selalu bisa melihat apa yang akan terjadi ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar